Mendukung Fitofarmaka, Upaya untuk meningkatkan penggunaan obat-obatan berbasis bahan alam, khususnya fitofarmaka, terus digalakkan oleh berbagai pihak di Indonesia. Salah satu langkah strategis yang sedang diupayakan adalah memasukkan fitofarmaka ke dalam Formularium Nasional (Fornas).
Apa Itu Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat yang bahan bakunya berasal dari tanaman obat yang telah terbukti aman dan berkhasiat melalui uji klinis.
Pentingnya Masuknya Fitofarmaka ke Formularium Nasional
Formularium Nasional adalah daftar obat yang diakui oleh pemerintah dan digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan, termasuk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Obat yang masuk dalam Fornas dapat diresepkan dan ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Dengan memasukkan fitofarmaka ke dalam Fornas, beberapa manfaat dapat dicapai.
- Akses Lebih Luas ke Obat Berbasis Alam
Penggunaan fitofarmaka yang masuk dalam Fornas akan lebih luas, karena dapat diresepkan oleh tenaga kesehatan dan diakses oleh masyarakat melalui layanan JKN. Ini memberikan alternatif pengobatan yang lebih terjangkau dan berbasis bahan lokal. - Dukungan terhadap Industri Fitofarmaka Lokal
Integrasi fitofarmaka ke dalam Fornas juga akan mendorong pertumbuhan industri obat berbasis alam di Indonesia. Hal ini dapat meningkatkan permintaan terhadap bahan baku tanaman obat lokal, memberikan manfaat ekonomi bagi petani dan produsen fitofarmaka. - Mengurangi Ketergantungan pada Obat Impor
Dengan mengembangkan dan memanfaatkan fitofarmaka, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada obat-obatan impor, yang seringkali lebih mahal dan tidak selalu tersedia secara konsisten. - Penghargaan terhadap Pengobatan Tradisional
Langkah ini juga merupakan bentuk penghargaan terhadap pengetahuan pengobatan tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun di Indonesia, namun diadaptasi ke dalam bentuk yang lebih modern dan ilmiah.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mendorong fitofarmaka masuk ke dalam Formularium Nasional.
- Uji Klinis dan Standarisasi
Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa fitofarmaka memenuhi standar keamanan dan efikasi yang ketat melalui uji klinis. Proses ini memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit, serta infrastruktur penelitian yang memadai. - Dukungan Regulasi
Pemerintah perlu memberikan dukungan regulasi yang lebih kuat, termasuk insentif bagi industri yang mengembangkan fitofarmaka, serta mempercepat proses perizinan untuk produk-produk baru. - Penerimaan di Kalangan Tenaga Kesehatan
Edukasi dan pelatihan bagi tenaga kesehatan juga penting agar mereka lebih menerima dan memahami manfaat fitofarmaka sebagai bagian dari terapi yang valid dan dapat diandalkan. - Ketersediaan dan Distribusi
Setelah fitofarmaka masuk dalam Fornas, tantangan berikutnya adalah memastikan ketersediaan dan distribusi yang merata di seluruh Indonesia, termasuk di daerah-daerah terpencil.
Upaya Pemerintah dan Stakeholder
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan dan BPOM, bersama dengan berbagai asosiasi industri farmasi, telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pengembangan fitofarmaka. Ini termasuk program riset dan pengembangan, sertifikasi, serta promosi penggunaan fitofarmaka dalam pelayanan kesehatan.
Beberapa program telah diluncurkan untuk mempercepat penelitian dan pengembangan fitofarmaka, termasuk kolaborasi antara lembaga penelitian, universitas, dan industri. Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan melalui kebijakan yang mempermudah proses perizinan dan registrasi fitofarmaka.
Kesimpulan
Memasukkan fitofarmaka ke dalam Formularium Nasional adalah langkah strategis untuk memperkuat sistem kesehatan di Indonesia dengan memperluas akses ke obat-obatan berbasis bahan alam yang aman dan terbukti efektif.